Salah Lihat Jadwal Ujian, Terus Mesti Ngapain? Ngulang atau Bohong?

Hari ini adalah hari dimana aku berada dalam masalah besar. Allah membalas kesalahan dan perbuatanku tadi malam dan tadi pagi dengan segera.

Aku tidak menyalahkan Allah SWT. Aku lah yang membuat kesalahan karena tidak teliti melihat jadwal ujian.

Hari ini seharusnya aku ujian jam 8 pagi. Tetapi, malam tadi mataku lebih tertuju pada jam 10.30 pagi. Padahal itu waktu untuk ujian tanggal 14 Januari, sekarang tanggal 11 Januari.

Ada beberapa penyebab yang membuat mataku lebih tertuju pada jam 10.30 itu. Terutama karena tanda tangan absensi untuk tanggal 11 Januari itu telah tertimpa perpanjangan tanda tangan di ujian diatasnya, yaitu tanggal 2 Januari. Tanda tangan itu terlalu besar dan melebihi kolom sehingga mengambil sebagian kolom di jadwal dibawahnya, tanggal 11 Januari.

Penyebab kedua adalah kecenderungan perasaan yang lebih senang pada jadwal ujian agak siang. Ujian tanggal 14 Januari jatuh pada jam 10.30 sedangkan ujian hari ini jatuh pada jam 8 pagi.

Penyebab ketiga, aku tidak melakukan pengecekan lagi setelah melihat jadwal secara sekilas sebanyak 3 kali.

Selain tiga penyebab itu, tentu alasan paling fatal adalah ketidaktelitian. Sebenarnya pagi tadi aku bangun jam 6. Seandainya tidak salah lihat jadwal, aku pasti punya banyak waktu untuk pergi ujian jam 8. Seandainya aku mengecek sekali lagi dengan teliti jadwal ujian hari ini saat aku pertama kali membuka mata, aku pasti segera beranjak dari tempat tidur dan pergi ujian.

Tetapi nasi sudah menjadi bubur. Kebodohan dan kelalaianku ini kuanggap sebagai balasan dari Allah karena aku sudah berbuat dosa tadi malam. Barangkali aku pantas menerima itu? Aku mengaku salah, dan aku berharap bisa memperbaiki masalah ujian ini.

Hukum perburuhan telah kuulang sebanyak dua kali. Semester lalu, aku gagal mengikuti ujian karena harus pulang ke Jambi karena ada berita duka datang dari sana. Meski sudah membawa surat keterangan belasungkawa dari Kelurahan/dusun Setia Budi, ternyata surat itu tidak membantuku untuk bisa mengikuti ujian susulan. Aku kesal sekali saat itu.

Sekarang aku gagal ujian karena kesalahan sepele dan sangat konyol, salah melihat jadwal.

Apakah aku harus mengulang lagi semester depan? Atau aku harus berusaha semaksimal mungkin dengan sedikit berbuat kebohongan agar bisa ikut ujian?

Sejujurnya aku sudah merencanakan sebuah cara agar aku bisa ujian. Tidak tahu apakah rencana itu akan berhasil atau tidak. Nanti aku akan berdoa kepada Allah agar diberikan petunjuk, cara manakah yang sebaiknya kutempuh. Aku memiliki beban mental untuk berbuat kebohongan ini. Sejauh ini, usaha awal untuk merealisasikan kebohongan itu telah mulai kulakukan. Jika kebohongan itu nantinya akan terjadi, maka sejak dari sekarang aku memohon ampun kepada Allah SWT atas dosa yang telah kurencanakan. Semoga aku tidak diampuni dan kebohonganku tidak berbuntut panjang. Amin

Tapi menurut dua orang teman, sebaiknya aku menempuh cara ini.

Aku hanya memikirkan dua cara, pertama mengulang di semester depan. Kedua melaksanakan cara yang kurencanakan ini dengan segala konsekuensinya. Demi bisa ikut ujian dan nilai Hukum Perburuhan bisa keluar semester ini. Waktuku tidak banyak lagi, aku termasuk dalam kategori mahasiswa dengan sinyal lampu kuning.

Dengan adanya masalah ini, masa tungguku bertambah lama. Seharusnya, untuk semester ini aku bisa tenang setelah ujian selesai. Kini, aku harus menunggu sampai ujian susulan bisa terselenggara dan menunggu dengan harap-harap cemas apakah nilaiku bisa keluar atau tidak. (NA)

About CM Community

Terima kasih telah berkunjung ke Blog kami. Berminat menulis disini? Kirim tulisan anda segera ke envirojournal@gmail.com.
This entry was posted in All. Bookmark the permalink.

Tinggalkan Komentar Anda Disini