Embung Tambakboyo Semakin Kotor

Oleh : Aminuddin

Embung Tambakboyo di ambil dari pintu air (Doc. EJ. Photographer: Aminuddin)

Yogyakarta, 13 – April. Embung Tambakboyo yang terletak di wilayah 3 desa (Condongcatur, Maguwoharjo dan Wedomartani) di kabupaten Sleman, dibangun oleh Prov. DIY selama 5 tahun sejak 2003 dengan biaya 51,5 Miliar. Embung ini dibangun oleh  Dinas pekerjaan umum, dirjen sumberdaya air dengan tujuan/fungsi :

  1. Pelestarian sumber air dengan recharge air tanah
  2. Penyediaan air baku kebutuhan domestik
  3. Penyediaan prasarana wisata di Kabupaten Sleman
  4. Peningkatan perekonomian masyarakat sekitar

Tambakboyo adalah suatu tempat penampungan air sehingga air hujan tertampung dan tidak menjadi banjir. Sehari-hari banyak orang-orang menggunakannya sebagai tempat untuk berolahraga dan jalan-jalan melewati sore. Hal ini karena suasananya yang nyaman dan relative memiliki udara lebih bersih dibandingkan tempat lainnya. Banyak aktivitas yang dapat dilakukan disana, ada yang mancing, jogging hingga menggunakan sebagai tempat latihan para atlet perahu.

Atlet Rafting melakukan latihan di Embung Tambakboyo (Doc. EJ. Photographer: Aminuddin)

Tambakboyo jika dikelola secara maksimal, bukan hanya menjadi tempat penampung air saja tapi dapat dikelola menjadi tempat wisata bagi masyarakat sekitar. Tambakboyo memiliki luas genangan embung adalah 7,8 Ha dan volume tampungannya 400.000 m3 dengan keliling basah 2.900 m. Debit sungai pada musim kemarau sekitar 150 lt/det dengan kedalaman air rata-rata sekita 7 m. Jalan inspeksi embung tersebut memiliki panjang 1.769 m dengan lebar 6 m.

Untuk masuk  ke Tambakboyo pengunjung harus membayar retribusi sebesar Rp.2000 itu di pungut mulai pagi hingga malam. Tetapi konstribusi tersebut seakan tidak terarah karena di lihat dari kebersihan yang masih kurang.

Sampah terlihat mengapung di perairan Embung Tambakboyo (Doc. EJ. Photographer: Aminuddin)

Keadaan tambakboyo yang cukup bagus ini tidak terlepas dari masalah sampah. Di sepanjang jalan yang mengitari Tambakboyo banyak sampah berserakan. Tidak hanya di pinggiran jalan, tetapi juga di perairan Tambakboyo pun banyak sampah mengapung. Sampah-sampah ini umumnya berupa sampah plastik hasil dari buangan para pemancing dan pengunjung lain yang membawa makanan. di pinggir jalan. Selain sampah, parit drainase juga juga tidak berfungsi maksimal, air yang tergenang di parit tersebut sudah berwarna hitam dan bau. Di beberapa titik, rumah yang langsung berbatasan dengan Tambakboyo membuang limbah rumah tangganya langsung ke Tambakboyo. Genangan air di selokan ini menjadi tempat bertelur nyamuk. Jentik-jentik dapat terlihat jelas dibeberapa titik yang tergenang itu. Dikhawatirkan perkembangbiakan nyamuk di Tambakboyo ini akan menyulitkan permberantasan penyakit yang disebabkan oleh nyamuk, seperti malaria, dll.

Embung Tambakboyo dilihat dari pintu masuk bagian barat

Sepanjang jalan Tambakboyo terdapat tempat sampah yang di buat dan di tempatkan setiap seratus meter. Tetapi tempat sampah tersebut seakan tidak ada guna nya karena pengunjung tidak membuang sampah ditempat sampah, melainkan langsung ke perairan. (EJ)

Pustaka :

  1. Embung Tambakboyo
  2. Perpustakaan Kementerian Pekerjaan Umum : Embung Tambakboyo

About CM Community

Terima kasih telah berkunjung ke Blog kami. Berminat menulis disini? Kirim tulisan anda segera ke envirojournal@gmail.com.
This entry was posted in Environment Health. Bookmark the permalink.

Tinggalkan Komentar Anda Disini